印華百家姓協會雅加達特區分會-期刊文獻-印尼僑聲雜誌-92期-
會員登錄
帳   號
密   碼
驗證碼
 
註冊
行事曆
Sun Mon Ten Wed Thu Fri Sat
領導獻詞
首頁期刊文獻
92期
SERBA SERBI
作者:

 本文作者細述如何當起印尼歸僑協會的義工以及在會裡工作的點點滴滴。
因會裡工作瑣碎、繁雜,如有服務不週的地方,請多多原諒。

Di suatu pagi di tahun yang lalu, ketika hujan lebat, terdengar telepon berdering tak henti, ternyata dari teman yang sekian lama tak bertemu. Lalu ia berbisik, menuturkan maksudnya, menghendakiku berjuang bersamanya. Tersentuh hati dalam keharuan, setelah tahu tujuan yang maha agung. Siang malam silih berganti, namun tekadku tak goyah, tetap tenang menunaikan tugasku ini. Itulah …. Asal mula hidupku di sini. Kuharap… berjasa bagi sesama.

Sang waktu berjalan seperti anak panah lepas dari busurnya. Genap satu tahun sudah aku menjalankan tugas yang penuh tantangan ini - tugas dengan status Sekjen - sekala jenuh?

Sebelum bulan Maret 2003, ku jarang menginjak lantai Asosiasi Perantauan Tionghoa Indonesia ( Perhimpunan Hwakiao) dari Indonesia (IOCA) yang berlokasi di Yung-Ho, Taipei Hsien. Tapi kini tempat ini telah menjadi tempat yang harus ku kunjunmgi di setiap hati, dan belajar menjadi seorang pensiunan yang tetap berguna bagi masyarakat, bukan menjadi beban orang banyak. Aku menjalani tugas sedikitnya 8 jam per hari. Sampai mata hari tenggelam ku baru pulang rumah melihat isteri yang sedang menunggu di meja makan.

Apa-apa sih yang harus dikerjain di sana? Kok memerlukan waktu yang begitu panjang. Wah, serba serbi deh! Pagi-pagi, masuk pintu segera gulung lengan baju untuk memulai pekerjaan rutin; membuka jendela, menyapu/mengepel lantai, menyikat kakus, mengelap meja kursi, masak air, dan lain-lain sebagainya.

Selesai pekerjaan di atas berulah masuk kantor, memencet tombol (menyalakan) mesin foto-kopi dan computer, lalu duduk di depan meja tulis, mengecek apa yang belum dikerjakan, apa yang harus diselesaikan di hari ini dan apa yang harus diprioritaskan, lalu seluruhnya aku catat dan simpan dalam computer.

Jam 10 tiba, telepon mulai berdering-dering.
“Saya X X X, orang lain kok udah terima majalah, tapi saya belum, kenapa gitu, padahal saya juga udah bayar iuran?” itulah bunyi telepon yang paling pertama aku terima di pagi itu. “Maaf, M’bak, coba saja cek, tunggu sebentar yah…. Alamat anda ialah x x x x x x , benar tidak?” jawabku. “Itu alamat dulu, saya pindah rumah 2 bulan lalu, kenapa masih dikirim ke alamat lama?” ( Tidak diberitahu mana tahu ia sudah pindah, malah aku yang diomel.) “Maaf, beritahukanlah alamat anda yang sekarang. Saya akan mengirimnya selekas mungkin.”

Telepon berdering lagi. “Halo IOCA. Saya menerima kartu Selamat Ulang Tahun dan sekeping surat undangan untuk ikut perayaan HUT yang akan diadakan akhir bulan di IOCA. Apa benar?” “Bu,demi mengembangkan fungsi perhimpunan kita ini, kami sekelompok tenaga baru bertekad untuk menggalakkan pelayanan kepada setiap anggota, menegakkan kesatu-paduan antar anggota, dan menggairahkan semangat kompatriot Hoakiao dari Indonesia. Salah satu cara yang kami ambil ialah perayaan HUT yang diselenggarakan dua bulan sekali. Kami menunggu kehadiran anda. Selamat Ulang Tahun Bu. Semoga panjang umur serta mulia”. “Terima kasih Pak. Saya akan bikin kue-kue untuk dinikmati bersama teman-teman dalam ruang pesta nanti.”

Tugas di IOCA bukan hanya di dalam kantor. Pada 31 Agustus 2003 misalnya, belasan anggota anggota IOCA mengenakan kostum berlogo “Selamat Berlayar”, jam 9:30 pagi berkumpul di depan kantor, dipimpin oleh Pak ketua menjurus ke Chungli, Kabupaten Taoyuan. Satu setengah jam kemudian sampai di destinasi, Sekolah Dasar Chungli, untuk mengambil bagian dalam perayaan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-58 tahun. Terlihat ratusan tenaga kerja Indonesia sedang berteduh di bawah pohon-pohon sambil menyaksikan perlombaan antar regu yang berjalan seru sedang berlangsung di tengah-tengah arena (lapangan olah raga). Balap lari dengan sepasang kaki terbungkus dalam karung, mengakibatkan banyak atlet jungkir balik. Lomba caplok kerupuk tergantung di ketinggian dahi yang membuat leher mereka pegal. Perlombaan berakhir, para TKI mendesak ke depan panggung untuk menghadiri upacaraa perayaan HUT RI yang diawali lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Merdeka .... merdeka .....merdeka..a..a..a..a!

Tak lama kemudian, dari corong pengeras suara, terdengar serangkaian sambutan, pujian, pesan, nasihat.... bahkan bisik hati dari orang-orang yang diundang mengangkat bicara di atas panggung. Panas terik malah meningkatkan hangat hati para TKI.

Selesai acara pidato, disusul oleh acara gembira ria, inilah aktifitas yang paling disambut. Ayo! Lagu apa saya yang disajikan biduan/biduanita amatir di atas panggung, semuanya dilawan dengan tarian-tarian. Dangdut, Jaipong, Chacha, Disko atau Rock’n Roll, semuanya disambut hangat. Bengawan Solo dan Pepaya Chacha yang ditampilkan embak-embak dari IOCA nyaris membuat para TKI tidak percaya bahwa sekelompok orang-orang setengah tua masih aktif main goyang. Disambut sorak sorai riuh sekali.
Berhubung ruangan yak cukup, sampai di sinilah dahulu obrolan kita di kali ini. “ Kalau ada sumur diladang, bolehkah beta menumpang mandi. Kalau ada la umur ku panjang, la esok lusa bertemu lagi.”

訂閱電子報

網站名稱: 印華百家姓協會雅加達特區分會
會址: Jl. Krekot Bunder Raya No.47AB,Jakarta 10710,Indonesia電話:+62 21 350 1191-94
本平台所有訊息內容或服務,都是由該機構或相關單位所提供,著作權歸原提供者或權利人所有。
網站系統服務平台版權System Copyright ©自在交流股份有限公司
EzFree Interchange Co ., Ltd All Rights Reserved.Tel: +886-2-26648299  E-mail:ez.change@msa.hinet.net