Dilihat dari judul mungkin para pembaca sudah banyak tahu dan mengerti, tetapi inilah yang saya rasakan saat ini, terlebih setelah sampai disuatu tempat yang sangat asing. Dahulu saya tidak begitu menyadarinya, bahkan terkadang jika orang tua bicara masalah ini, kita sering tak menghiraukannya dan kita abaikan. Bahkan untuk belajar di sekolah pun kita sering kali merasa malas dan berkata dalam hati “ mengapa saya harus pergi ke sekolah bertemu dengan guru-guru yang seperti harimau?”. Sehingga pergi ke sekolah merupakan suatu beban yang sangat berat. Yaaahhh,ini adalah pemikiran anak berumur belasan tahun. Saat kita duduk di sekolah menengah pertama perasaan membangkang sangatlah mempengaruhi otak kita, tapi saat duduk di sekolah menengah atas perlahan-lahan perasaan ini mulai hilang sedikit demi sedikit dan kita mulai merasa tertarik dengan suatu bidang tertentu.
Seperti halnya yang terjadi pada diri saya sendiri. Walaupun saat di Indonesia saya telah memiliki sedikit pendidikan dan karir yang lancar, bahkan sering berhadapan dengan berbagai kalangan. Tetapi saat saya berada di Taiwan, walaupun saya dapat berbahasa Mandarin sedikit, saya tetap merasa seperti seorang bayi yang baru lahir, dimana harus mulai belajar merangkak, berdiri, berjalan, berbicara dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan begitu juga makanannya. Hal yang paling sulit dan agak  lama diakukan adalah berbicara dan mengenal lingkungan sekitarnya.
Dalam 1 tahun pertama saya mulai merasakannya dan saya berkata pada diri sendiri bahwa bagaimanapun juga saya harus banyak belajar dan saya juga merasa bahwa apa yang telah saya dapatkan selama ini, baik itu pendidikan, pergaulan, dan pekerjaan. ternyata tidak mempunyai arti yang cukup. Segalanya harus dimulai dari awal kembali. Saat ini saya baru mulai sadar, betapa miskinnya ilmu dan pengalaman saya. Awalnya saya merasa bahwa saya telah mempunyai bekal yang cukup dan di tempat baru saya dapat mengembangkan bekal yang saya miliki untuk memulai hidup baru, tetapi nyatanya……….., saya benar-benar merasa kecil dan tak berarti apapun.
Dari keadaan inilah saya ingat akan perkataan orang tua saya, bahwa pendidikan dan pengalaman adalah harta yang lebih mahal dan terhormat daripada materi, segala pengalaman dan kegagalan harus kita kaji kembali untuk menjadi pelajaran pada kemudian hari, dan jika ada kesempatan untuk belajar hendaknya gunakan dengan sebaik-baiknya. Belajar tak memandang usia, tempat dan keadaan.asal ada kemauan pasti dapat kita lakukan dengan cara apapun.
Saat ini saya baru mulai merasakannya sungguh-sungguh, oleh karena itu waktu yang ada sekarang saya gunakan sebaik-baiknya untuk belajar, walaupun yang saya pelajari bukanlah ilmu yang tinggi tetapi dapat menambah suatu pengalaman dan pelajaran baru. dan saya yakin kedua orang tua saat ini merasa sangat bangga dan senang sekali melihat kesungguhan saya ini, bahkan kakak saya pun memuji dan bangga akan prestasi dan yang saya lakukan saat ini. Saya yakin teman–teman sekalian dan adik-adik yang sedang menempuh pelajaran juga akan mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk terus belajar, jangan sampai akhirnya timbul rasa penyesalan. Menurut orang tua saya sebenarnya tidak ada kata penyesalan dalam belajar, jika kita bersungguh-sungguh melakukannya lebih baik lagi.

Teman-teman marilah kita terus belajar dan saling mengenal, dengan kemampuan kita sendiri. Jangan pernah merasa bahwa kita sudah besar dan sudah cukup pendidikan dan pengalaman,juga jangan jadikan ini sebagai suatu keangkuhan, karena pengalaman kita dengan orang lain tidaklah sama, kita masih harus banyak bergaul dan mengenal lingkungan kita dengan baik. Marilah kita saling belajar dan berbagi pengalaman. Hip,hip hura…dan saya juga mengucapkan SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU 2006, Semoga tahun 2006 kita semua dapat lebih berprestasi lagi, terutama untuk perkumpulan HUA QIAO INDONESIA hip hip hura……….